“Jaman sekarang jamannya gue gue gue, ai ai ai, me me me. Bener ngga sih kalo dunia itu berputar di sekitar kita doang? Apa salahnya buat cari jati diri?”
Pada hari Jumat, 2 Agustus 2013, Gereja FOCUS Indonesia mengadakan suatu acara penginjilan bertema “Me Generation”. Di sana kami bermain, bernyanyi lagu-lagu pujian, menyaksikan drama singkat, mendengar testimoni dan kotbah singkat, serta ngemil Pop Mie di malam hari bersama beberapa teman baru! :p
Sungguh malam yang menyenangkan, terutama karena kesempatan yang diberikan oleh Tuhan karena kasih-Nya, orang-orang yang datang boleh mendengar kabar gembira tentang keselamatan oleh Yesus Kristus. Kotbah yang dibawakan oleh Daniel Ong bisa dibilang cukup singkat namun cukup membuat kita berpikir tentang apa sebenernya tujuan kita hidup.
Diawali dengan definisi Me Generation, yang tak lain adalah semua orang yang hidup di jaman modern (Abad ke 21), yang serba praktis dan instan. Sedihnya, kita termasuk orang-orang yang hidup di jaman ini, yang berpikir bahwa jaman ini jauh lebih baik daripada jaman-jaman sebelum kita. Kita bisa melakukan apapun yang kita mau dan semuanya berputar di sekitar kita saja. Tapi, apakah itu tujuan dari hidup ini? Apakah kita bisa mendapat jawaban dari studi, karir, penampilan, atau popularitas kita?
Pembacaan Alkitab diambil dari Kitab Kolose 1:15-23. Dan di ayatnya yang ke-16 tertulis: “karena di dalam Dia (Yesus)-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Kalau ini benar dan segala sesuatu berpusat kepada Yesus, lalu bagaimana dengan kita? Teman-teman, dari awal Tuhan sudah mempunyai tujuan untuk manusia, yaitu untuk menjadi generasi dalam Tuhan dan mendapat bagian dalam karya-Nya. Namun, Me Generation atau bisa dibilang Rebellious Generation adalah generasi yang egois, sombong, nggak ada yang bisa kontrol kita seakan-akan dunia ini milik kita. Ini adalah dosa menurut Tuhan, dimana kita melawan kehendak-Nya dan mau hidup sesuai dengan keinginan kita sendiri, bukan keinginan Tuhan.
Percaya nggak percaya, realitanya kita nggak akan bisa memperbaiki diri kita sendiri. Tuhan nggak butuh kita, melainkan kita yang butuh Tuhan. Tuhan dengan karakter-Nya yang selalu menepati janji dan rencana-Nya, berinisiatif untuk memperbaiki hubungan-Nya dengan manusia yang berdosa ini. Seperti di ayat 20 tertulis “dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan perdamaian oleh darah salib Kristus.” Karena pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, Ia membayar semua dosa yang seharusnya kita tanggung, dan oleh karena-Nya juga, kita diperdamaikan kembali dengan Tuhan. Sungguh, itu merupakan kasih yang tak ternilai harganya!
Apakah kita masih bisa bangga menjadi bagian dari “Me Generation” seperti yang dunia ini tawarkan? Apakah kita masih mau hidup sesuai dengan keinginan kita sendiri? Apakah respon kita setelah mendengar kasih karunia Tuhan melalui karya keselamatan-Nya oleh Yesus Kristus?
Teman-teman, responlah sesuai dengan kehendak Tuhan. Mulai dengan berhenti hidup untuk dirimu sendiri dan carilah kebenaran di dalam Kristus, sang Penyelamat :)