Apakah Kamu Orang Pemalas?
Apakah Kamu Orang Pemalas?

Apakah Kamu Orang Pemalas?

Adakah hal-hal yang kamu merasa senang untuk menunggu? Apakah kamu merupakan seseorang yang orang lain akan katakan selalu siap, selalu waspada, selalu sibuk? Ataukah kamu termasuk orang yang tidak peduli?

Coba Google “Laziest person in the world” dan Paul Railton dari Inggris mungkin yang pertama kali muncul. Ia tertangkap basah mengajak anjingnya jalan-jalan dengan menggunakan mobilnya.

9c6f9129-03f4-4ab4-afee-d3ebfc124a6d

Mungkin ia terinspirasi dari film lawas Turner & Hooch. Pernahkah kamu menonton film tersebut yang diperankan oleh Tom Hanks, ketika ia membawa anjingnya berjalan-jalan dengan menggunakan mobil? Tetapi Paul Railton memang benar-benar melakukannya dan bukan untuk main film, dan sebagai akibatnya seseorang yang melihatnya melakukan itu melaporkan ke polisi dan dia kemudian dilarang mengemudi selama enam bulan. Tetapi ketika ditanyakan mengapa ia melakukannya, ia hanya berkata, “Mungkin ada sedikit bagian dari diri saya yang merasa sedikit malas”. Kemalasan bisa membuat kita melakukan hal-hal yang tidak dapat dipercaya, bukan?

Kalau kamu cari di internet lagi, kamu mungkin akan menemukan ada beberapa kandidat yang mungkin menjadi orang-orang termalas di dunia. Ini salah satu contohnya:

laziest-people-19

Orang yang membuat garis jalan ini terlalu malas untuk berhenti, dan ketika ada hewan yang mati, maka ia buat saja garis itu melewati tubuh hewan tersebut.

Ada lagi yang berikut ini. Ia mungkin terlalu sibuk dan tidak berhenti bekerja, maka semua makanan dan botol-botolnya cukup dilemparkan saja ke sebelahnya, terlalu malas untuk membuangnya ke tong sampah, mungkin.

laziness

Ada lagi yang satu ini. Terlalu malas pergi ke kantor pos untuk membeli perangko, ya sudah tempel saja koinnya di amplop. Perhatikan di sisi kanan bawah, sang pengirim bahkan menuliskan dengan tulisan tangannya, “Ada tambahan 5 sen untuk semua kesulitan yang Anda hadapi”.

coinstamp

Lalu yang terakhir, orang yang sedang mengantre di Burger King ini memutuskan untuk membawa kursinya dan duduk ketika semua orang lain berdiri di dalam antrian.

fastfood-customers-sitting-line

Ada banyak orang pemalas di dunia ini. Jika dibuat spektrumnya dari mulai yang paling malas sampai ke yang paling rajin, di manakah kamu akan berada?

Jujur kita bisa katakan bahwa kita semua pernah mengalami hal tersebut bukan, ketika kita merasa tidak ingin melakukan apa-apa, seringkali untuk hal-hal yang memang tidak berpengaruh apa-apa bagi kita. Tetapi untuk hal-hal yang berhubungan dengan kita, kita akan senang untuk bergerak dan melakukannya.

Bacaan Alkitab hari ini sebenarnya bukan benar-benar berbicara tentang kemalasan, walaupun beberapa pembicara mungkin bisa menggunakan bacaan ini untuk berbicara tentang kemalasan. Tetapi sungguh bacaan yang akan kita lihat hari ini adalah tentang seseorang, tentang hal-hal yang orang tersebut akan lakukan dan hal-hal yang orang-orang lainnya harus lakukan karena siapa orang ini sebenarnya.

Di dalam Lukas 12, kita berada di dalam bagian hidup Yesus ketika semua orang telah mendengar tentang Yesus. Yesus telah menjadi sangat populer di saat itu. Jadi kalau kamu kembali ke 12:1, inilah konteksnya: Ada ribuan orang yang ketika itu datang berukumpul untuk mendengar dan melihat Yesus. Tetapi sebelum ini terjadi, ada hal-hal lain yang sudah terjadi di dalam cerita hidup Yesus sebelumnya. Jika kita kembali ke pasal 9, dua hal penting telah terjadi:

Yang pertama, di 9:18, Yesus bertanya kepada murid-muridnya siapakah dia menurut mereka, dan mereka berpikir bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis, atau Yesus adalah Elia, atau Yesus adalah orang yang penting seperti nabi-nabi di Perjanjian Lama. Tetapi ketika Yesus bertanya kepada murid-muridnya, ingat apa yang dikatakan Petrus: Petrus menemukan bahwa Yesus adalah Kristus dari Allah. Kata Kristus ini adalah kata yang sama dengan kata Mesias, yang berarti Sang Raja. Petrus dan 11 orang murid lainnya di saat ini mengetahui bahwa Yesus adalah sang raja pilihan Allah.

Tetapi sekarang setelah mereka mengetahui bahwa Yesus adalah sang raja, sang Mesias, hal penting kedua yang terjadi di Lukas pasal 9 adalah Yesus kemudian lanjut memberitahu mereka Raja seperti apakah nantinya ia akan jadi. Perhatikan apa yang ia katakan, setelah Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah Kristus, Yesus kemudian menjelaskan kepada murid-muridnya,

“Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” (Lukas 9:22)

Dan kemudian, perhatikan apa yang Yesus katakan kepada murid-muridnya tentang hal yang harus mereka lakukan jika mereka ingin mengikuti sang raja tersebut. Ia berkata kepada mereka,

“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku… Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.” (Lukas 9:23-26)

Ini merupakan hal yang sangat, sangat penting. Kedua hal ini terjadi di pasal 9. Dan ketika kita berada di pasal 12, kedua hal ini telah dibuat jelas. Murid-murid Yesus telah mengetahui bahwa Yesus merupakan sang raja pilihan Allah, sang Mesias, dan Yesus telah memberi tahu mereka apa yang akan sang Mesias tersebut lakukan. Ia akan menderita dan mati dan jika mereka tidak ingin sang Mesias itu merasa malu, maka mereka harus teguh berpegang padanya. Itulah latar belakang dari hal-hal yang akan terjadi di pasal 12. Karena di Lukas 12, di saat ribuan orang berdesak-desakkan mendorong satu sama lain untuk melihat Yesus, Yesus mengingatkan keduabelas muridnya itu untuk tidak kuatir dengan apa yang dipikirkan oleh kerumunan orang tersebut, agar mereka tidak untuk menjadi seperti kerumunan orang-orang itu, tetapi untuk menjadi berbeda jika mereka adalah pengikut Yesus. Daripada mempedulikan apa yang dipikirkan oleh kerumunan orang tersebut, mereka harus memikirkan apa yang Allah pikirkan. Jadi, lihat kembali Lukas 12,

Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia , yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! … Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. (Lukas 12:4-5, 8-9)

Bisakah kamu lihat betapa miripnya pasal 12 sekarang dengan pasal 9. Jika kamu merupakan seorang murid Kristus, jangan kuatir apa yang dikatakan oleh kerumunan orang banyak, tetapi berpeganglah teguh pada Yesus. Dan kemudian ingatlah pelajaran dari bacaan sebelumnya di Lukas (lihat postingan blog yang sebelumnya), jangan menaruh kepercayaanmu pada harta benda, seperti yang bangsa-bangsa di dunia ini lakukan, tetapi percayalah kepada Allah. Dan Allah yang memperhatikan hal yang terkecil sekalipun di antara ciptaanNya, bukankah Ia akan memperhatikan orang-orang yang mengutamakan dan mencari kerajaan-nya? Hal inilah yang dikatakan di dalam Lukas 12:31.

Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.

Apa artinya mencari dahulu kerajaan-Nya? Jelas bahwa itu berarti mencari kerajaan tempat Yesus yang menjadi rajanya, Mesiasnya. Dan oleh sebab itu mencari kerajaan tersebut adalah sama seperti merindukan lebih dan lebih dan lebih lagi, menaruh sebagai yang paling penting dan paling berharga Yesus dan hal-hal yang ia pikirkan, sebagai yang paling pertama, yang lebih daripada segalanya di dunia ini. Dan Yesus berkata kepada murid-muridnya bahwa itulah hal yang harus mereka lakukan. Di dalam konteks pasal 9 dan kemudian hal yang Yesus katakan di dalam pasal 12 inilah Yesus lanjut mengajarkan murid-muridnya. Apa yang ia ajarkan kepada mereka?

Tetap Waspada

Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka! (Lukas 12:35-39)

Hal pertama yang Yesus katakan kepada murid-muridnya adalah untuk tetap waspada. Teman-teman, adalah hal yang sulit untuk tetap waspada, bukan? Sulit untuk tetap terbangun, apalagi ketika tengah malam. Kamu kadang-kadang bergadang sebelum menghadapi ujian, atau sebelum akhir semester ketika laporan sudah harus dikumpulkan. Dan kamu tidak masalah bergadang sampai larut, bahkan tidak tidur semalam suntuk. Kenapa kamu mau melakukannya? Kenapa kamu rela terbangun sampai tengah malam, kadang-kadang bahkan untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan? Ya karena itu semua untuk kamu bukan? Kamu harus mengerjakan tugas kuliah, mempersiapkan ujian, karena untuk kepentingan dirimu sendiri. Tetapi bayangkan harus bergadang untuk orang lain. Bayangkan harus menunggu untuk membuka pintu bagi orang lain yang pergi ke suatu pesta yang tidak kamu hadiri. Dan bayangkan orang tersebut berangkat ke pesta itu dan dia mengatakan kepadamu bahwa dia akan kembali tapi tidak tahu kapan, dan oleh karenanya dia meminta kamu untuk tetap terbangun supaya kamu dapat membuka pintu untuknya. Itu sulit.

Haruskah kamu melakukannya? Haruskah kamu menunggu orang lain itu dan membuka pintu baginya? Di Lukas ini, perhatikan ayat 35, Yesus meminta kepada murid-muridnya agar pinggang mereka tetap berikat. Pada masa itu, para pelayan memakai gaun yang panjang. Tidak terlalu praktis memang, dan jika pelayan tersebut harus melakukan suatu pekerjaan, maka pelayan tersebut akan mengikat gaunnya di pinggang dan mereka siap untuk bekerja.

Yesus berkata, “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala”. Di masa itu, ketika kamu meyalakan lampu, tidak seperti lampu listrik sekarang, lampu itu akan padam setelah beberapa saat, karena memang berbahan bakar minyak. Dan oleh karenanya, kamu memerlukan seseorang untuk tetap memotong sumbunya dan menambahkan minyak lebih banyak lagi untuk membuatnya tetap menyala di waktu malam. Dan Yesus memberi tahu mereka untuk berjaga-jaga sepanjang malam supaya mereka bisa membuka pintu bagi tuan mereka ketika ia kembali dari pesta pernikahan. Dan jika mereka melakukannya, apa yang Yesus katakan? Mereka akan berbahagia. Ini hal yang penting dan kita akan bahas ini sesaat lagi.

Namun sekarang, hal yang kedua, Yesus memberi tahu murid-muridnya bahwa meskipun mereka harus tetap terbangun, mereka harus mengantisipasi kejutan.

Antisipasi Kejutan

Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan. (Lukas 12:39-40)

Apakah yang Yesus katakan di ayat-ayat ini melanjutkan perumpamaan yang sebelumnya atau tidak, apakah sang tuan rumah di sini sama dengan sang tuan rumah sebelumnya yang pergi ke pesta pernikahan atau bukan, apakah Yesus memulai perumpamaan yang baru di sini yang tidak ada hubungannya dengan yang sebelumnya atau bukan, tidaklah terlalu penting. Pokok yang coba disampaikan Yesus di sini sangatlah sederhana: Ia memberitahu murid-muridnya bahwa sekalipn ia meminta mereka untuk tetap terbagun, mereka harus bersiap-siap untuk terkejut. Itulah hal yang ia katakan. Bersiap-siaplah untuk terkejut. Karena tidak peduli seberapa pun siapnya mereka, seperti seorang pencuri, ia datang di waktu yang tidak kamu harapkan. Pencuri datang ketika orang tidak siap, dan itulah yang Yesus katakan kepada murid-muridnya. Tidak peduli kedatangan yang mana dan seperti apa, ketika orang tersebut datang. mereka tidak akan siap. Kedatangan itu akan menjadi sebuah kejutan.

Dan kemudian ayat 40 menjelaskan hal apakah itu yang akan mengejutkan mereka: “Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”

Sekali lagi, sebelum kita coba mengerti apa yang dimaksud Yesus di sini, hal terakhir yang Yesus ingin murid-muridnya lakukan adalah bahwa mereka harus setia mengikuti Yesus.

Setia Mengikuti Yesus

Seperti biasanya, ketika ada sesuatu yang tidak jelas, Petrus dari antara keduabelas murid Yesus bertanya. Ia menanyakan Yesus untuk klarifikasi, dan pertanyaan Petrus di sini sebenarnya sangatlah membantu. Petrus bertanya, “Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?” (Lukas 12:41). Ini tentu merupakan pertanyaan yang bagus, karena sampai di titik ini, Yesus telah berbicara mengenai seorang tuan rumah yang akan pergi dan kemudian kembali, dan ternyata Yesus sedang berbicara tentang dirinya, sang Anak Manusia.

Tetapi ia juga telah berbicara mengenai para pelayan yang seharusnya siap dan waspada menunggu. Tetapi siapakah para pelayan ini? Sudahkah Yesus mengklarifikasinya? Apakah ini semua tentang kerumunan orang banyak yang sedang berkumpul di sekeliling Yesus saat itu dan termasuk murid-muridnya, ataukah hanya keduabelas muridnya? Siapakah para pelayan ini?

Jawab Tuhan: “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya,dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.” (Lukas 12:42-48)

Untuk menjawab pertanyaan Petrus, Yesus memberikan balasan yang seolah-olah membalikkan pertanyaan tersebut ke murid-muridnya, ke Petrus dan yang lain. Siapa pelayan-pelayan ini? Yesus menjawab, pelayan seperti apakah yang kamu akan jadi? Itulah jawaban yang Yesus berikan. Perhatikan bahwa ada empat jenis pelayan yang kamu bisa jadi, dan masing-masingnya memberikan tanggapan yang berbeda kepada sang tuan rumah. Dan untuk masing-masing tanggapan ini, sang tuan menanggapi juga dengan tanggapan yang berbeda pula.

Jadi, yang pertama, jenis pelayan ini merupakan jenis pelayan yang seperti di perumpamaan sebelumnya di awal: ia akan berbahagia. Kenapa ia berbahagia? Ia berbahagia bukan karena ia menunggu sang tuan, tetapi karena ia setia melakukan apa yang tuannya ingin ia lakukan (ayat 43). Seperti seorang pelayan yang kemudian diberikan kepercayaan untuk menjadi kepala di antara pelayan lainnya di rumah itu, perhatikan apa yang pelayan ini lakukan. Ia bertanggung jawab untuk memberi makan dan memperhatikan orang-orang lain di rumahnya. Perhatikan ayat 43,

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. (Lukas 12:43-44)

Jika sang tuan itu kembali dan mendapati pelayan tersebut setia memberi makan dan memperhatikan semua orang yang lain, maka pelayan tersebut akan berbahagia. Itulah jenis yang pertama. Sebaliknya, ada tiga jenis pelayan yang lain, dan apakah kamu perhatikan, mereka dirutkan berdasarkan tingkat tanggung jawab yang makin mengecil. Perhatikan,

Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. (Lukas 12:45-46)

Daripada melakukan apa yang tuannya inginkan, jenis pelayan ini melalaikan tugasnya dan menyalahgunakan orang-orang di rumahnya. Apa yang terjadi ketika sang tuan kembali? Pelayan ini akan dihancurkan, senasib dengan orang-orang yang tidak setia.

Jenis pelayan yang ketiga, di ayat 47, adalah pelayan yang mengetahui kehendak sang tuannya, tetapi tidak mempersiapkan diri atau bertindak sesuai kehendak tuannya. Apa yang akan terjadi padanya? Ia akan menerima banyak pukulan, dihukum karena lalai melakukan apa yang mereka tahu sang tuan ingin mereka lakukan.

Dan akhirnya, di ayat 48, untuk pelayan yang tidak mengetahui kehendak tuannya, tetapi melakukan hal yang layak untuk mendapat pukulan, maka ia pun juga akan mendapatkan pukulan, meskipun yang ringan saja, tidak seperti orang-orang yang sebelumnya. Dengan kata lain, perhatikan kesimpulannya,

Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut. (Lukas 12:48b)

Jadi terhadap siapa Yesus menujukan perumpamaan ini? Itu pertanyaan yang ditanyakan Petrus. Sebenarnya, Yesus mengatakan semua hal ini untuk semua orang yang menyatakan bahwa Yesus adalah tuan mereka, untuk setiap orang yang menyatakan bahwa mereka adalah pelayan sang raja. Tetapi hal ini secara khusus juga diberikan kepada Petrus dan 11 murid lainnya, karena di antara orang-orang lainnya, siapa yang tahu kehendak sang tuan tersebut? Siapa yang telah diberitahu apa yang akan dilakukan oleh sang tuan itu? Anak manusia akan disiksa, diserahkan, dibunuh, dan setelah tiga hari dibangkitkan. Jika mereka tahu kehendak sang raja, hal apakah yang mereka harus lakukan? Oleh karena itu, dengar sekali lagi janji juga sekaligus peringatan hukuman yang Yesus berikan.

Jadi yang pertama, janjinya:

Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. (Lukas 12:37)

Perhatikan ada dua berkat bagi orang-orang yang siap mengikuti sang tuan, siap untuk menunggu sang tuan. Pertama, sang tuan akan memberikan kepada mereka lebih banyak lagi tanggung jawab, karena mereka telah terbukti bertanggung jawab. Tetapi, kemudian, perhatikan, sang tuan itu sendiri yang akan mengikat pinggangnya dan melayani mereka duduk makan. Siapa yang mencintai dan melayani dan menunggu sang tuan tersebut, sang tuan itu sendiri melayani dan mencintai dan menunggu mereka.

Tetapi juga ada peringatan hukuman, bukan? Ayat 46-48, sangat mengerikan. Jika kamu menolak sang tuan, jika kamu tidak memikirkan apapun mengenai tuan tersebut, maka tuan tersebut tidak akan memikirkan kamu juga, dan kamu akan dipotong kecil-kecil, dihancurkan. Jika kamu mengetahui kehendak sang tuan tetapi tidak melakukan apa-apa untuknyam kamu akan dipukul. Dan jika kamu tidak mengetahui kehendak sang tuan tetapi kamu melakukan hal-hal yang layak mendapat pukulan, maka kamu juga akan mendapatkan pukulan ringan. Menarik sekali. Tetapi apa hubungannya semua hal ini dengan kita? Di manakah itu semua terjadi? Apa hubungannya dengan kita yang hidup sekarang di abad ke-21?

Di sinilah tempat ketika membaca komentari Alkitab tidak membantu. Jika kamu merupakan seseorang yang suka membaca komentari, sebagai jalan pintas untuk mendapatkan pendapat dari ahli Alkitab ketika mempersiapkan khotbah atau pelajaran pembelajaran Alkitab, maka di sinilah komentari tidak dapat membantumu. Saya sudah melihat tiga komentari yang semuanya merupakan komentari yang teknikal dan mendalam, dan mereka semua sampai pada kesimpulan bahwa yang dikatakan ayat-ayat ini adalah kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Saya beritahu kamu kenapa kesimpulan itu salah:

Salah karena tidak mengakui ada dua hal yang paling penting, yaitu Teologi Alkitabiah (atau dengan kata lain hal yang Perjanjian Lama katakan tentang Perjanjian baru), dan bahwa kamu harus membaca di dalam konteks. Kamu tidak boleh membiarkan hal yang kamu pikir Alkitab harus katakan berada di atas hal yang memang Alkitab harus katakan. Teologi sistematis tidak boleh menetapkan apa yang bacaan tersebut maksudkan. Sebaliknya, teologi Alkitabiah dan membaca di dalam kontekslah yang membantu.

Kedatangan Sang Anak Manusia

Apa itu kedatangan sang anak manusia dan kapan itu terjadi? Di Perjanjian Lama, kedatangan Anak Manusia ini sebenarnya mengacu ke Daniel pasal 7, ketika Daniel mendapatkan sebuah penglihatan tentang akhir dunia. Dan di dalam penglihatan itu, tepat sebelum yang kita lihat di sini, kita mempelajari bahwa Yang Lanjut Usianya, yaitu Allah, adalah yang bertakhta di atas segala sesuatunya. Tetapi kemudian Daniel medapat penglihatan yang kedua, dan inilah penglihatan mengenai anak manusia. Perhatikan apa yang ia lihat,

Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. (Daniel 7:13-14)

Jika kamu mengetahui Perjanjian Lama, ketika Yesus berbicara tentang kedatangan anak manusia, maka di dalam kepalamu kamu tidak akan berpikir tentang kedatangan Yesus yang kedua kali, tetapi tentang orang yang di dalamnya Daniel lihat akan datang, bukan ke bawah, tetapi ke atas ke hadapan Allah, datang ke takhtanya di surga, dan ketika ia berada di sana, Allah memberikan kepadanya takhta lain di sebelahNya, untuk menjadi penguasa seluruh dunia ini. Anak Manusia datang kepada Yang Lanjut Usianya untuk menjadi raja kepunyaan Allah. Dengan kata lain, untuk menjadi Mesias atas seluruh bumi.

Kembali ke Lukas 12, jika kamu merupakan seorang murid Yesus yang hidup ketika itu, bagaimana mungkin kamu mempersiapkan diri untuk kedatangan sang Anak Manusia, jikalau itu merupakan kedatangan yang kedua kalinya, sedangkan Yesus belum mati dan bangkit dan naik ke surga pada saat itu? Di sinilah konteks membantu kita mengerti lebih baik. Ingat, Yesus telah memberitahu mereka tentang apa yang akan terjadi.

Cara yang jauh lebih baik untuk mengerti hal ini adalah dengan melihat bagaimana Lukas sendiri memahami apa yang sedang akan dilakukan oleh Anak Manusia tersebut. Kapankah Anak Manusia tersebut dimuliakan? Mari kita lihat Lukas 22. Ini sangat, sangat penting, dan sesuatu yang sayangnya tidak ada satupun komentari yang menjadikannya acuan.

Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paskah. (Lukas 22:7)

Jika kamu kembali ke Lukas 12 lagi,

Hendaklah pinggangmu tetap berikat … (Lukas 22:35)

Di beberapa versi Alkitab, tepat di ayat ini ada catatan kaki yang merujuk ke Keluaran 12:11. Dan Keluaran 12:11 ini berbicara tentang makanan Paskah yang pertama, ketika Allah hendak menyelamatkan orang-orang kepunyaannya, ia memberitahu mereka untuk makan roti tidak beragi, dan mereka harus mengikat pinggang mereka sebab mereka siap untuk diselamatkan.

Ingat ketika Anak Manusia akan datang seperti seorang pencuri, ia akan datang pada jam yang tidak kamu harapkan, dan di dalam Lukas 22,

Ketika tiba saatnya (Yunani: jamnya), Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. (Lukas 22:14)

Jam berapa? Jam untuk apa? Inilah saat ketika jam tersebut tiba. Menarik bukan?

Ketika tiba saatnya (jamnya), Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Kata-Nya kepada mereka: “Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah.” Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata:“Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.” (Lukas 22:14-18)

Di sini di dalam jamuan makan Paskah ini, Yesus mengatakan bahwa jamnya telah tiba, jam bagi dia untuk pergi. Dia akan kembali lagi, dia akan makan dan minum lagi, tetapi di saat jam ini, dia akan pergi. Menarik sekali bukan? Dan kemudian,

Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Yesus berkata kepada mereka: “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. (Lukas 22:24-27)

Di dalam jamuan Paskah ini, Yesus berkata bahwa sebagai seorang raja ia akan melayani mereka, dan itulah yang harus mereka lakukan pula. Kedengaran familiar bukan? Tetapi kemudian,

“Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” Jawab Petrus: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” (Lukas 22:31-33)

Di sini Petrus berjanji bahwa ia akan tetap setia bersama-sama dengan Yesus. Lalu kemudian,

Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. Kata-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” (Lukas 22:39-46)

Di saat Yesus hendak pergi dan dimuliakan, ia menemukan murid-muridnya yang telah berkata bahwa mereka akan bersama-sama dengan Yesus tertidur. Dan kemudian di atay 47-53, Yudas datang dan Yesus dikhianati. Menariknya, Yesus mengatakan,

Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat (Yunani: jam) kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu.” (Lukas 22:53)

Mungkinkah Yudas itu sang pencurinya? Mungkin saja. Di sinilah jam tersebut telah datang! Dan kemudian di ayat 54-62, saat-saat yang sangat menyedihkan ketika sang pelayan yang telah berjanji untuk menjadi yang paling setia di antara pelayan-pelayan lainnya menyangkal Yesus bukan hanya sekali atau dua kali tetapi tiga kali di tengah malam itu.

Sekarang kamu mungkin berkata, ah ini cuma hipotesa saja. Bagaimana mungkin ini menjadi saat Anak Manusia dimuliakan, ketika Anak Manusia datang kepada Bapa di surga, bagaimana kita mengetahui bahwa inilah permulaan dari saat tersebut? Bukankah para komentator Alkitab itu benar tentang kedatangan Yesus yang kedua kalinya?

Satu bukti terakhir,

Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, katanya: “Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.” Jawab Yesus: “Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.” (Lukas 22:66-69)

Malam itu ketika Yesus melakukan jamuan Paskah, ketika dia dikhianati, dan hendak disidang, dibunuh dan disalibkan, merupakan permulaan dari kedatangan Anak Manusia ke dalam kemuliaannya. Dan Yesus mengatakan kepada murid-muridnya bahwa jika mereka ingin menjadi pelayan yang setia, berpeganglah teguh kepadanya, jangan menyangkalnya, jangan malu, maka Anak Manusia juga tidak akan malu ketika ia pergi kepada Bapa yang di surga.

Tetapi apa hubungannya semua ini dengan kita, karena kita tidak berada di sana, dan semuanya itu telah terjadi. Sebenarnya, para komentator Alkitab tersebut tidak benar-benar salah. Karena Lukas yang menulis Kisah Para Rasul, juga menuliskan hal ini ketika Yesus akan kembali ke surga dan duduk di takhta kemuliaan, ketika Ia mengatakan semua hal ini sambil mereka melihat ke atas,

Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. (Kisah Para Rasul 1:9)

Kedengaran familiar bukan, seperti Daniel 7,

Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” (Kisah Para Rasul 1:10-11)

Dengan kata lain kedatangan Anak Manusia sebenarnya memiliki dua komponen. Komponen yang pertama dimulai dengan kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke sebelah kanan Allah, dan itu telah terjadi, tetapi, komponen yang kedua, ia akan kembali lagi dengan kemuliaan yang sama, dengan kewenangan/otoritas yang sama atas segala sesuatunya, seperti yang murid-muridnya saksikan saat ia terangkat ke surga. Jadi, kita juga sama seperti murid-murid pada saat itu berada di waktu ketika kita harus siap, waspada, dan menunggu.

Rasul Paulus, ketika ia melihat kembali kepada Yesus, berkata demikian,

… karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman–maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin–mereka pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri. (1 Tesalonika 5:2-4)

Dengan kata lain, kita sekarang merupakan orang-orang yang mengetahui rencana Allah, mengetahui kehendak Yesus. Lebih daripada hanya mati, bangkit, dan naik ke surga, Yesus akan kembali lagi untuk memerintah dunia ini.

Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. (1 Tesalonika 5:4-8)

Teman-teman, jika kamu menyebut dirimu seorang pelayan Yesus, jika kamu merupakan seseorang yang mau mencari terlebih dahulu kerajaan Allah, apakah yang harus kamu lakukan sekarang? Bukan mencari barang-barang di sekitar hidupmu kan? Bukan terobsesi dengan hal-hal yang material, kekayaan yang dunia ini katakan penting.  Bukan juga mengabaikan perintah dan kehendak Yesus sang rajamu. Kita harus mendengar, mentaati, dan berwaspada. Jadi, sebagai penutup, apa yang bacaan hari ini ajarkan kepada kita?

  1. Kerajaan Allah merupakan rumah kita, yang harus kita cari dan utamakan selalu.
  2. Kita diingatkan mengenai saat ketika Yesus menyerahkan nyawanya untuk kita, sang raja untuk kita pelayan-pelayannya, mengajarkan kita untuk percaya kepadanya dan juga untuk melakukan hal yang sama terhadap orang-orang lain
  3. Kita tidak penting, yang penting hanyalah satu orang, dan dia itu tuan kita, raja kita. Berpeganglah pada Yesus, lakukan kehendaknya, siap sedia dan waspada selalu.